Pages

Sabtu, 16 Oktober 2010

Budaya Politik

BUDAYA POLITIK

1.Ciri-Ciri Budaya Politik di Indonesia
• Memberi penekanan pada perilaku beberapa sikap,pandangan,ataupun kepercayaan
• Orientasinya terhadap sistem politk
• Menggambarkan ciri masyrakat dalam suatu negara
• Budaya poltik menyangkut masalah legitimasi
• Budaya politik menyangkut perilaku aprat negara
• Budaya politik menyangkut proses pembuatan kebijakan pemerintah.

2.Macam-macam Budaya Politik
 Berdasarkan sikap-sikap yang ditujukan

>> Budaya poltik militant = Budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang.

>> Budaya politik toleransi = Budaya politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama.

- Sikap tradisi dan perubahan
(1) Budaya politik yang memiliki sikap mental absolute = Budaya politik yang mempunyai sikap mental yang absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi.

(2) Budaya politik yang memiliki sikap mental akomodatif = Struktur mental yang bersifat akomodatif biasanya terbuka dan sedia menerima apa saja yang dianggap berharga.

 Berdasarkan orientasi politiknya
(1) Budaya politik parochial = tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif

(2) Budaya politik kaula = masyarakat bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif.

(3) Budaya politik partisipan = budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi.

3.Pengertian Sosialiasi Politik
Sosialisasi Politik, merupakan salah satu dari fungsi-fungsi input sistem politik yang berlaku di negara-negara manapun juga baik yang menganut sistem politik demokratis, otoriter, diktator dan sebagainya. Sosialisasi politik, merupakan proses pembentukan sikap dan orientasi politik pada anggota masyarakat.

Menurut Michael Rush dan Phillip Althoff
Proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana seseorang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik

Menurut Ramlan Surbakti
Proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat.

Menurut Almond dan Powell
Proses dimana sikap-sikap dan nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka dewasa dan orang-orang dewasa tersebut direkrut ke dalam peranan-peranan politik tertentu.

4.Agen atau Perantara Sosialisasi Politik
Menurut Tischler (1999) yang dikutip dari http://tentangkomputerkita.blogspot.com/yang menjadi agen atau perantara dalam proses sosialisasi meliputi :

1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak untuk tumbuh dan berkembang.keluarga merupakan dasar pembantu utama struktur social yang lebih luas,

2. Teman Bermain
Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga.

3. Lembaga Pendidikan Formal
Lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity).

4. Media Massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film).

5. Pemerintah
Pemerintah merupakan agen sosialisasi politik secondary group. Pemerintah merupakan agen yang punya kepentingan langsung atas sosialisasi politik.

6. Partai Politik
Partai politik adalah agen sosialisasi politik secondary group. Partai politik biasanya membawakan kepentingan nilai spesifik dari warga negara, seperti agama, kebudayaan, keadilan, nasionalisme, dan sejenisnya.

5.Faktor-faktor penyebab berkembangnya budaya politik di Indonesia

Menurut Robert Le Vine, terdapat 3 (tiga) faktor masalah penting dalam sosialisasi politik pada masyarakat berkembang, yaitu sebagai berikut :

(1) Pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang dapat melampaui kapasitas mereka untuk "memodernisasi" keluarga tradisonal lewat indus­trialisasi dan pendidikan.

(2) Sering terdapat perbedaan yang besar dalam pendidikan dan nilai-nilai tradisional antara jenis-jenis kelamin, sehingga kaum wanita lebih erat terikat pada nilai tradisonal. Namun, si Ibu dapat memainkan satu peranan penting pada saat sosialisasi dini dari anak

(3) Adalah mungkin pengaruh urbanisasi, yang selalu dianggap sebagai satu kekuatan perkasa untuk menumbangkan nilai-nilai tradisional. Paling sedikitnya secara parsial juga terimbangi oleh peralihan dari nilai-nilai ke dalam daerah-daerah perkotaan, khususnya dengan pembentukan komunitas­komunitas kesukuan dan etnis di daerah-daerah ini

0 komentar:

Posting Komentar